Sabtu, 25 April 2015
On 20.38 by Unknown No comments
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daya juang berarti kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yg dilakukan dengan gigih.
Banyak hal yang berubah dengan kemajuan jaman. Berawal dari kehidupan yang serba sulit menjadi serba mudah. Berawal dari kepenatan menjadi kenyamanan. Berawal dari keterbatasan menjadi ketersediaan yang melimpah. Segalanya dapat diakses dengan cepat dan mudah. Perubahan peradaban ini menjadikan semuanya tampak sangat indah, menyenangkan dan memuaskan. Kita menyaksikan hampir disemua lini, perubahan demi perubahan terjadi.
Tidak terkecuali, berubahnya culture masyarakat yang mempengaruhi kebiasaan dalam pola pikir dan gaya hidupnya. Lebih khusus lagi, perubahan mental, terlihat sangat jelas pada generasi muda yang lahir di jaman digital seperti saat ini. Kehidupan serba ada, serba cepat, serba instan mendorong mereka menjadi pengagum dan penikmat fasilitas, yang berakibat tidak optimalnya fungsi otak dan mental.
Generasi muda menjadi sasaran empuk perkembangan jaman, mereka menjadi obyek tehnologi, bahkan tidak jarang menjadi budak tehnologi. Sehingga tidak mengherankan, bermunculan penyakit-penyakit mental seperti; malas berusaha, mudah putus asa, tidak bertanggung jawab, tidak disiplin, bangga dengan fasilitas mewah, tidak mampu menyelesaikan masalah, menyerah dengan keadaan dsb.
Akibatnya potensi intelektual yang mereka bawa sejak lahir menjadi mandul, IQ tinggi tidak menjamin mereka untuk dapat struggle dalam kehidupan. Mereka memiliki banyak teman, pandai bersosialisasi, tapi lari dari kenyataan ketika berhadapan dengan masalah. Narkoba, miras, bunuh diri menjadi solusi pilihan.
Untuk itu generasi muda harus meningkatkan imunitasnya sehingga memiliki kekebalan terhadap problem-problem kehidupan yang melingkupinya. Dengan pendidikan ketrampilan problem solving, maka mereka akan menjadi survive ditengah kompleksitas jaman.
Adversity Quotient = Daya Juang
Dalam dunia psikologi kita mengenal istilah IQ, EQ, SQ. Selama beberapa tahun, ketiga kecerdasan ini menjadi primadona yang selalu diperbincangkan, dibahas dalam seminar dan pelatihan. Mengapa demikian, karena ketiga hal ini diyakini sebagai jaminan kunci kesuksesan setiap individu.
Namun, dalam perkembangannya ketiga kecerdasan tersebut dipandang tidak cukup untuk menjadikan individu sukses tanpa memiliki Adversity Quetiont (AQ). AQ adalah kecerdasan yang diperlukan oleh setiap individu untuk mengatasi masalah atau kesulitan agar berhasil dalam kehidupan ini.
Berdasarkan penelitian Stoltz, tidak semua orang yang otaknya encer (IQ diatas rata-rata) memiliki daya juang yang tinggi, demikian pula tidak ada jaminan orang yang friendly mampu menghadapi masalah-masalah yang menghadang. Setiap individu memiliki kemampuan mengatasi masalah yang berbeda-beda. Perumpamaannya seperti orang yang mendaki gunung. Stoltz membedakannya menjadi 3 tipe :
1. Tipe Qiutters (mereka yang berhenti dan menyerah)
Adalah orang yang bila sedang mendaki gunung, akan memilih berada ditempat yang paling bawah. Kemampuan mendakinya hanya cukup sampai di kaki gunung.
Orang tipe ini biasamya berusaha menjauh dari permasalahan, rasa takut dan kuatir lebih kuat dari rasa keinginan bertindak (action). Saat melihat atau menghadapi kesulitan, ia akan memilih mundur, dan tidak berani menghadapi permasalahan.
2. Tipe Campers (mereka yang berkemah)
Adalah orang yang belum mencapai puncak gunung tapi sudah merasa puas dengan hasil yang telah dicapainya saat ini. Ia tak mau mendaki lebih tinggi karena risiko yang terlalu besar. Pendaki tipe ini pada umumnya lebih menyiapkan diri untuk jalan aman kembali turun dari pada memikirkan bagaimana strategi naik ke puncang gunung.
Biasanya cepat puas atau selalu merasa cukup berada di posisi tengah. Cenderung mengabaikan kemungkinan, peluang atau kesempatan baru yang bisa didapat, bila melangkah lebih tinggi dan lebih jauh.
3. Tipe Climbers ( mereka pendaki gunung sejati)
Adalah anak yang mempunyai tujuan, punya impian, punya target atau sasaran, atau paling tidak sudah punya sesuatu yang ingin diwujudkan. Dan, untuk merealisasikan ide itu, mereka memiliki kemauan dan mampu mengusahakannya dengan ulet, tekun dan gigih.
Pendaki tipe ini memiliki rasa ingin tahu atau rasa “Penasaran” yang besar. “Wah, pasti
seru nih!” demikian kira-kira mindset dalam benak mereka. Mereka memiliki rasa percaya diri yang besar, keberanian menghadapi sesuatu yang baru serta disiplin yang tinggi. “Aku harus selesaikan apa yang telah aku mulai” demikian tekad dalam diri mereka.
Dari ketiga tipe maka tipe climbers inilah yang tergolong memiliki AQ yang baik.
Tingkatkan Daya Juang
Kecerdasan mengatasi masalah bukan sesuatu yang diperoleh dengan instan. Bukan juga bawaan sejak lahir melainkan sesuatu yang dapat dilatih, dibentuk atau diciptakan. Untuk menumbuhkannya diperlukan suatu proses yang tidak singkat, dengan melalui pengajaran dan latihan yang melibatkan segenap potensi yang kita miliki. Dengan optimalisasi potensi belajarnya (otak dan alat indra) serta stimulasi yang tepat terhadap gaya belajarnya (Visual, Auditori, Kinestetik) , anak akan memiliki pengalaman-pengalaman yang berharga dalam hidupnya. Banyaknya pengalaman itulah yang akan menjadikan anak memiliki ketangguhan dalam mengatasi masalah.
Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menumbuhkan daya juang :
Dongeng
Mendongeng adalah metode yang luar biasa dampaknya, karena isi dongeng akan tersimpan dengan baik dalam otak anak, apalagi ketika disampaikan dengan semangat dan ekspresif. Dalam dongeng tersimpan pesan akhlak, nilai-nilai moral dan pesan mental pada setiap tokohnya.
Bermain lompat tali
Umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Selain melatih kelenturan fisik, juga melatih diri untuk tetap TENANG saat menghapi tekanan. Karena biasanya pihak yang mendapat giliran memutar karet akan mempercepat putarannya, jika pihak pelompat karet bisa terus mengatasi tingkat tantangan yang diberikan. Misal: batas dengkul, batas paha, batas pinggang, batas pundak, batas kepala dan batas kepala plus satu jengkal tangan atau disebut batas “MERDEKA!!!”
Permainan Kelereng
Dengan beberapa kombinasi tantangan atau tingkat kesulitan tertentu, membuat anak-anak harus meningkatkan kemampuannya, kalau tidak akan kalah. Nah, saat kalahpun ini adalah latihan yang baik untuk anak-anak dalam mengatasi rasa kalah. Memilih menyerah atau malahan makin giat berlatih?
Olah Raga
Adalah pilihan terbaik untuk melatih ketangguhan anak-anak, karena ada saat-saat mereka harus melawan rasa sakit dan ini sangat penting serta menjadi kekuatan mereka di masa depan, sehingga mereka akan memiliki toleransi yang tinggi terhadap rasa sakit yang mungkin saja semakin meningkat dengan tantangan yang lebih berat.
Cara meningkatkan daya juang :
Esensi daya juang
Bagi perusahaan, daya juang harus terus digelorakan bagi segenap personil perusahaan terutama untuk maksud sebagai berikut:
1. Kewaspadaan
Kompetitor bisa tiba-tiba muncul dan hilang dalam waktu singkat. Lingkungan bisnis juga bisa berubah cepat seperti datangnya kilat. Perusahaan dan personelnya perlu terus membangun kewaspadaan dengan terus menggelorakan daya juang pada situasi darurat.
2. Memotivasi
Memompa daya juang dengan menyiapkan diri menghadapi situasi darurat akan memotivasi personel perusahaan untuk berbuat yang terbaik agar perusahaannya tidak sampai menghadapi situasi darurat. Sekaligus juga memberi dorongan daya juang karena akan timbul kesadaran mensyukuri situasi ‘normal’ yang sedang dialami.
3. Kebersamaan
Berlatih menghadapi keadaan ‘darurat perang’ juga akan memacu daya juang melalui pengembangan perasaan ‘senasib sepenanggungan’. Kalau perusahaan lagi ‘enak’, sikap individualistis biasanya mengemuka. Semua orang ingin tampil sebagai ‘pahlawan’. Pada situasi seperti itu, membangun daya juang melalui kebersamaan menjadi kebutuhan mutlak. Perusahaan harus hidup karena individu yang hebat dan tim kerja yang kompak.
4. Panjang umur
Lahir, tumbuh, dewasa, dan mati merupakan siklus hidup yang juga berlaku untuk perusahaan. Namun, perusahaan bisa cepat ‘koit’ dan sampai ke tahap akhir siklus hidupnya kalau tidak ada daya juang personelnya. Bagi perusahaan baru atau kecil, daya juang malah menjadi modal paling penting. Membangun daya juang dan berlatih menghadapi keadaan darurat akan membuat perusahaan tahan lebih lama dan berumur panjang.
5. Penyubur ide
Meningkatkan daya juang juga akan memberi inspirasi bagi perusahaan dan personelnya tentang bagaimana bertahan hidup agar tidak cepat mati dan akan memberi inspirasi pada tumbuhnya ide-ide bisnis baru.
6. Siap susah
Terkadang roda kehidupan lagi ‘di atas’ dan terkadang ‘di bawah’. Segenap personel perusahaan perlu menyiapkan diri kalau perusahaan lagi susah. Dengan terus menyiapkan diri kalau ‘susah’ datang, maka semua pihak di perusahaan secara bersama-sama akan menghindarkan diri dari hidup susah dan mudah-mudahan perusahaan tidak pernah hidup susah. Seandainya pun ‘susah’ datang tidak akan menimbulkan kesusahan berkepanjangan.
Daya juang juga berlaku bagi pihak yang diserang dan lagi bertahan. Bisa jadi yang diserang adalah market leader, tetapi bisa juga market chalener atau bahkan pemain baru yang sedang coba-coba masuk pasar.
Daya juang juga berlaku bagi pihak yang menyerang. Dalam kompetisi bisnis zaman sekarang, perusahaan harus punya semangat yang tinggi untuk menang. Peluang pasar terbuka lebar, sedangkan kompetitor juga makin banyak dan berkualitas. Tanpa daya juang tinggi, perusahaan akan gamang dan tidak punya pushing power. Perusahaan harus punya keberanian, semangat, dan tekad untuk terus maju dan berkembang.
Tidak ada gunanya peta segmentasi pasar yang sampai njelimet menemukan niche market kalau tidak ada daya juang untuk merebut dan menggempur kompetitor sekaligus merebut pasar. Percuma saja membuat produk hebat dengan beragam manfaat kalau tidak di-jegurin dan dibawa bertempur.
Ada pemasar yang terkadang lupa dan mengatakan bahwa produknya ‘payah’ dan kalah bertempur. Sesungguhnya yang bertempur bukan produk karena hanya sebagai alat. Pertempuran pemasaran bukan pertempuran antarproduk, tetapi pertempuran antarpemasar itu sendiri. Jadi, kalau sampai kalah, sesungguhnya yang kalah bukan produknya, tetapi pemasar itu sendiri.
Maka itu, pemasar harus berani bertempur dengan membawa produknya. Jangan sampai produknya diminta bertempur sendirian dan hanya di-gerojok dana promosi berlimpah. Bukan itu esensi perang pemasaran.
Esensi kompetisi bisnis adalah daya juang dari pemasar dan segenap personel lain di perusahaan untuk berani menyerang dan bertahan. Berhasil atau tidaknya perusahaan memasarkan dan memenangkan kompetisi bisnis sangat tergantung pada daya juang personelnya.
Sumber:
http://www.anandyah.com/2012/04/tidak-sekedar-motivasi-butuh-daya-juang/
https://annissarizga.wordpress.com/2014/10/02/kepercayaan-diri-kemandirian-dan-daya-juang-dalam-belajar/
http://bisnisukm.com/daya-juang.html
Banyak hal yang berubah dengan kemajuan jaman. Berawal dari kehidupan yang serba sulit menjadi serba mudah. Berawal dari kepenatan menjadi kenyamanan. Berawal dari keterbatasan menjadi ketersediaan yang melimpah. Segalanya dapat diakses dengan cepat dan mudah. Perubahan peradaban ini menjadikan semuanya tampak sangat indah, menyenangkan dan memuaskan. Kita menyaksikan hampir disemua lini, perubahan demi perubahan terjadi.
Tidak terkecuali, berubahnya culture masyarakat yang mempengaruhi kebiasaan dalam pola pikir dan gaya hidupnya. Lebih khusus lagi, perubahan mental, terlihat sangat jelas pada generasi muda yang lahir di jaman digital seperti saat ini. Kehidupan serba ada, serba cepat, serba instan mendorong mereka menjadi pengagum dan penikmat fasilitas, yang berakibat tidak optimalnya fungsi otak dan mental.
Generasi muda menjadi sasaran empuk perkembangan jaman, mereka menjadi obyek tehnologi, bahkan tidak jarang menjadi budak tehnologi. Sehingga tidak mengherankan, bermunculan penyakit-penyakit mental seperti; malas berusaha, mudah putus asa, tidak bertanggung jawab, tidak disiplin, bangga dengan fasilitas mewah, tidak mampu menyelesaikan masalah, menyerah dengan keadaan dsb.
Akibatnya potensi intelektual yang mereka bawa sejak lahir menjadi mandul, IQ tinggi tidak menjamin mereka untuk dapat struggle dalam kehidupan. Mereka memiliki banyak teman, pandai bersosialisasi, tapi lari dari kenyataan ketika berhadapan dengan masalah. Narkoba, miras, bunuh diri menjadi solusi pilihan.
Untuk itu generasi muda harus meningkatkan imunitasnya sehingga memiliki kekebalan terhadap problem-problem kehidupan yang melingkupinya. Dengan pendidikan ketrampilan problem solving, maka mereka akan menjadi survive ditengah kompleksitas jaman.
Adversity Quotient = Daya Juang
Dalam dunia psikologi kita mengenal istilah IQ, EQ, SQ. Selama beberapa tahun, ketiga kecerdasan ini menjadi primadona yang selalu diperbincangkan, dibahas dalam seminar dan pelatihan. Mengapa demikian, karena ketiga hal ini diyakini sebagai jaminan kunci kesuksesan setiap individu.
Namun, dalam perkembangannya ketiga kecerdasan tersebut dipandang tidak cukup untuk menjadikan individu sukses tanpa memiliki Adversity Quetiont (AQ). AQ adalah kecerdasan yang diperlukan oleh setiap individu untuk mengatasi masalah atau kesulitan agar berhasil dalam kehidupan ini.
Berdasarkan penelitian Stoltz, tidak semua orang yang otaknya encer (IQ diatas rata-rata) memiliki daya juang yang tinggi, demikian pula tidak ada jaminan orang yang friendly mampu menghadapi masalah-masalah yang menghadang. Setiap individu memiliki kemampuan mengatasi masalah yang berbeda-beda. Perumpamaannya seperti orang yang mendaki gunung. Stoltz membedakannya menjadi 3 tipe :
1. Tipe Qiutters (mereka yang berhenti dan menyerah)
Adalah orang yang bila sedang mendaki gunung, akan memilih berada ditempat yang paling bawah. Kemampuan mendakinya hanya cukup sampai di kaki gunung.
Orang tipe ini biasamya berusaha menjauh dari permasalahan, rasa takut dan kuatir lebih kuat dari rasa keinginan bertindak (action). Saat melihat atau menghadapi kesulitan, ia akan memilih mundur, dan tidak berani menghadapi permasalahan.
2. Tipe Campers (mereka yang berkemah)
Adalah orang yang belum mencapai puncak gunung tapi sudah merasa puas dengan hasil yang telah dicapainya saat ini. Ia tak mau mendaki lebih tinggi karena risiko yang terlalu besar. Pendaki tipe ini pada umumnya lebih menyiapkan diri untuk jalan aman kembali turun dari pada memikirkan bagaimana strategi naik ke puncang gunung.
Biasanya cepat puas atau selalu merasa cukup berada di posisi tengah. Cenderung mengabaikan kemungkinan, peluang atau kesempatan baru yang bisa didapat, bila melangkah lebih tinggi dan lebih jauh.
3. Tipe Climbers ( mereka pendaki gunung sejati)
Adalah anak yang mempunyai tujuan, punya impian, punya target atau sasaran, atau paling tidak sudah punya sesuatu yang ingin diwujudkan. Dan, untuk merealisasikan ide itu, mereka memiliki kemauan dan mampu mengusahakannya dengan ulet, tekun dan gigih.
Pendaki tipe ini memiliki rasa ingin tahu atau rasa “Penasaran” yang besar. “Wah, pasti
seru nih!” demikian kira-kira mindset dalam benak mereka. Mereka memiliki rasa percaya diri yang besar, keberanian menghadapi sesuatu yang baru serta disiplin yang tinggi. “Aku harus selesaikan apa yang telah aku mulai” demikian tekad dalam diri mereka.
Dari ketiga tipe maka tipe climbers inilah yang tergolong memiliki AQ yang baik.
Tingkatkan Daya Juang
Kecerdasan mengatasi masalah bukan sesuatu yang diperoleh dengan instan. Bukan juga bawaan sejak lahir melainkan sesuatu yang dapat dilatih, dibentuk atau diciptakan. Untuk menumbuhkannya diperlukan suatu proses yang tidak singkat, dengan melalui pengajaran dan latihan yang melibatkan segenap potensi yang kita miliki. Dengan optimalisasi potensi belajarnya (otak dan alat indra) serta stimulasi yang tepat terhadap gaya belajarnya (Visual, Auditori, Kinestetik) , anak akan memiliki pengalaman-pengalaman yang berharga dalam hidupnya. Banyaknya pengalaman itulah yang akan menjadikan anak memiliki ketangguhan dalam mengatasi masalah.
Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menumbuhkan daya juang :
Dongeng
Mendongeng adalah metode yang luar biasa dampaknya, karena isi dongeng akan tersimpan dengan baik dalam otak anak, apalagi ketika disampaikan dengan semangat dan ekspresif. Dalam dongeng tersimpan pesan akhlak, nilai-nilai moral dan pesan mental pada setiap tokohnya.
Bermain lompat tali
Umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Selain melatih kelenturan fisik, juga melatih diri untuk tetap TENANG saat menghapi tekanan. Karena biasanya pihak yang mendapat giliran memutar karet akan mempercepat putarannya, jika pihak pelompat karet bisa terus mengatasi tingkat tantangan yang diberikan. Misal: batas dengkul, batas paha, batas pinggang, batas pundak, batas kepala dan batas kepala plus satu jengkal tangan atau disebut batas “MERDEKA!!!”
Permainan Kelereng
Dengan beberapa kombinasi tantangan atau tingkat kesulitan tertentu, membuat anak-anak harus meningkatkan kemampuannya, kalau tidak akan kalah. Nah, saat kalahpun ini adalah latihan yang baik untuk anak-anak dalam mengatasi rasa kalah. Memilih menyerah atau malahan makin giat berlatih?
Olah Raga
Adalah pilihan terbaik untuk melatih ketangguhan anak-anak, karena ada saat-saat mereka harus melawan rasa sakit dan ini sangat penting serta menjadi kekuatan mereka di masa depan, sehingga mereka akan memiliki toleransi yang tinggi terhadap rasa sakit yang mungkin saja semakin meningkat dengan tantangan yang lebih berat.
Cara meningkatkan daya juang :
- Memiliki citra diri positif
- Mengingat orang orang yang anda cintai
- Mampu memotivasi diri
Esensi daya juang
Bagi perusahaan, daya juang harus terus digelorakan bagi segenap personil perusahaan terutama untuk maksud sebagai berikut:
1. Kewaspadaan
Kompetitor bisa tiba-tiba muncul dan hilang dalam waktu singkat. Lingkungan bisnis juga bisa berubah cepat seperti datangnya kilat. Perusahaan dan personelnya perlu terus membangun kewaspadaan dengan terus menggelorakan daya juang pada situasi darurat.
2. Memotivasi
Memompa daya juang dengan menyiapkan diri menghadapi situasi darurat akan memotivasi personel perusahaan untuk berbuat yang terbaik agar perusahaannya tidak sampai menghadapi situasi darurat. Sekaligus juga memberi dorongan daya juang karena akan timbul kesadaran mensyukuri situasi ‘normal’ yang sedang dialami.
3. Kebersamaan
Berlatih menghadapi keadaan ‘darurat perang’ juga akan memacu daya juang melalui pengembangan perasaan ‘senasib sepenanggungan’. Kalau perusahaan lagi ‘enak’, sikap individualistis biasanya mengemuka. Semua orang ingin tampil sebagai ‘pahlawan’. Pada situasi seperti itu, membangun daya juang melalui kebersamaan menjadi kebutuhan mutlak. Perusahaan harus hidup karena individu yang hebat dan tim kerja yang kompak.
4. Panjang umur
Lahir, tumbuh, dewasa, dan mati merupakan siklus hidup yang juga berlaku untuk perusahaan. Namun, perusahaan bisa cepat ‘koit’ dan sampai ke tahap akhir siklus hidupnya kalau tidak ada daya juang personelnya. Bagi perusahaan baru atau kecil, daya juang malah menjadi modal paling penting. Membangun daya juang dan berlatih menghadapi keadaan darurat akan membuat perusahaan tahan lebih lama dan berumur panjang.
5. Penyubur ide
Meningkatkan daya juang juga akan memberi inspirasi bagi perusahaan dan personelnya tentang bagaimana bertahan hidup agar tidak cepat mati dan akan memberi inspirasi pada tumbuhnya ide-ide bisnis baru.
6. Siap susah
Terkadang roda kehidupan lagi ‘di atas’ dan terkadang ‘di bawah’. Segenap personel perusahaan perlu menyiapkan diri kalau perusahaan lagi susah. Dengan terus menyiapkan diri kalau ‘susah’ datang, maka semua pihak di perusahaan secara bersama-sama akan menghindarkan diri dari hidup susah dan mudah-mudahan perusahaan tidak pernah hidup susah. Seandainya pun ‘susah’ datang tidak akan menimbulkan kesusahan berkepanjangan.
Daya juang juga berlaku bagi pihak yang diserang dan lagi bertahan. Bisa jadi yang diserang adalah market leader, tetapi bisa juga market chalener atau bahkan pemain baru yang sedang coba-coba masuk pasar.
Daya juang juga berlaku bagi pihak yang menyerang. Dalam kompetisi bisnis zaman sekarang, perusahaan harus punya semangat yang tinggi untuk menang. Peluang pasar terbuka lebar, sedangkan kompetitor juga makin banyak dan berkualitas. Tanpa daya juang tinggi, perusahaan akan gamang dan tidak punya pushing power. Perusahaan harus punya keberanian, semangat, dan tekad untuk terus maju dan berkembang.
Tidak ada gunanya peta segmentasi pasar yang sampai njelimet menemukan niche market kalau tidak ada daya juang untuk merebut dan menggempur kompetitor sekaligus merebut pasar. Percuma saja membuat produk hebat dengan beragam manfaat kalau tidak di-jegurin dan dibawa bertempur.
Ada pemasar yang terkadang lupa dan mengatakan bahwa produknya ‘payah’ dan kalah bertempur. Sesungguhnya yang bertempur bukan produk karena hanya sebagai alat. Pertempuran pemasaran bukan pertempuran antarproduk, tetapi pertempuran antarpemasar itu sendiri. Jadi, kalau sampai kalah, sesungguhnya yang kalah bukan produknya, tetapi pemasar itu sendiri.
Maka itu, pemasar harus berani bertempur dengan membawa produknya. Jangan sampai produknya diminta bertempur sendirian dan hanya di-gerojok dana promosi berlimpah. Bukan itu esensi perang pemasaran.
Esensi kompetisi bisnis adalah daya juang dari pemasar dan segenap personel lain di perusahaan untuk berani menyerang dan bertahan. Berhasil atau tidaknya perusahaan memasarkan dan memenangkan kompetisi bisnis sangat tergantung pada daya juang personelnya.
Sumber:
http://www.anandyah.com/2012/04/tidak-sekedar-motivasi-butuh-daya-juang/
https://annissarizga.wordpress.com/2014/10/02/kepercayaan-diri-kemandirian-dan-daya-juang-dalam-belajar/
http://bisnisukm.com/daya-juang.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Contact us
hilman281996@gmail.com
Popular Posts
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Dimulai dari pengertian TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis ...
-
Jelaskan dan gambarkan aliran data siklus pendapatan ! Urutan Aktivitas Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari p...
-
Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang...
-
T1_34114995(HILMAN) 1. Dari uraian singkat mengenai definisi yang anda ketahui, kebutuhan informasi apa yang singkat mendasar bagi suatu...
-
Definisi Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti...
-
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daya juang berarti kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yg dilakukan dengan gigih. ...
-
1. TEORI ORGANISASI Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorg...
-
Percabangan Buatalah program dengan bahasa pemrograman java berbasis GUI dengan alogaritma sebagai berikut: Input melalui keyboard : a...
-
Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas...
-
PENULISAN JURNAL ILMIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. ANUGRAH PERTIWI KONTRINDO PALEMBANG HILMAN (34114995) Ma...
0 komentar:
Posting Komentar